Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Advertisement

Filosofi dan Tuah Keris Pamor Buntel Mayit

gambar keris pamor buntel mayit
Keris Sengkelat Pamor Buntel Mayit
Hartalangit.com - Pamor Buntel Mayit memang terdengar menyeramkan karena artinya adalah “pembungkus mayat”, sehingga membuat banyak banyak Orang takut untuk menyimpan atau memiliki Keris berpamor Buntel Mayit.

Pamor Buntel Mayit tergolong salah satu pamor yang sangat pemilih, jika cocok maka pemiliknya akan cepat menanjak kariernya atau kondisi ekonominya, tapi jika tidak cocok maka tuahnya tidak akan berfungsi.

Oleh karena itu jika ingin memiliki Keris berpamor Buntel Mayit sebaiknya ditanyakan dulu pada Orang yang mengerti tentang seluk beluk Tosan Aji agar bisa dilihat cocok atau tidaknya Keris tersebut untuk dimiliki.

Baca juga: Nama-nama pamor Keris lengkap dengan gambar dan penjelasan tentang tuahnya

Banyak Orang yang memiliki usaha dan karier yang menanjak secara drastis setelah memiliki Keris berpamor Buntel Mayit, karena tuah dari Pusaka berpamor Buntel Mayit memang tidak diragukan lagi keampuhannya.

Pamor Buntel Mayit adalah pamor yang berbentuk lilitan miring dari pangkal hingga ujung bilah sebuah Tosan Aji (Keris dan Tombak).

Sebetulnya penamaan yang benar adalah "Buntel Mayat", bukan "Buntel Mayit" karena artinya dalam bahasa Jawa akan berbeda.

Dalam bahasa Jawa, "Buntel" artinya bungkus, sedangkan "Mayat" artinya miring. Jadi, Buntel Mayat bisa di artikan bungkus miring.

Adapun makna filosofi dari pamor Buntel Mayat adalah harapan agar pemiliknya selalu memiliki semangat dalam memperjuangkan hidupnya, terus merambat naik menuju puncak cita-citanya seperti yang disimbolisasikan pada pamor Buntel Mayat yang berbentuk lilitan merambat naik sampai ujung bilah Keris.

Baca juga: Ciri dan Mitos Perkutut Katuranggan Buntel Mayit

Dalam perkembangannya terjadi kesalahpahaman tentang nama dan makna pamor tersebut oleh anggapan masyarakat awam, bahkan banyak kolektor Tosan Aji juga menganggap bahwa pamor Buntel Mayat disamakan artinya dengan Buntel Mayit.

Dalam bahasa Jawa, "Mayat" berarti miring dan "Mayit" berarti tubuh orang yang sudah meninggal (jenazah).

Kemudian kata tersebut dicampur dan di artikan dalam bahasa Indonesia "Buntel Mayat" yang artinya adalah pembungkus jenazah. Kemudian dikembalikan / di ucapkan lagi ke dalam bahasa Jawa dan jadilah kata "Buntel Mayit" yang arti dan maksudnya menjadi salah kaprah.

Kesalah pahaman tersebut menyebabkan banyak dijumpai Keris berpamor Buntel Mayat dilarung atau dibuang karena pemiliknya merasa takut akan terjadi hal-hal buruk jika menyimpannya.

Kemudian ada pula mitos bahwa Keris pamor Buntel Mayat sangat pemilih, dan orang yang tidak cocok dengan pamor tersebut bisa menjadi sakit-sakitan bahkan bisa sampai meninggal.

Padahal tuah Keris berpamor Buntel Mayat adalah untuk membantu meningkatkan rejeki dan derajat kehidupan pemiliknya, walaupun memang kebanyakan Tosan Aji dengan pamor ini cenderung memilih pemilik yang sesui sebelum benar-benar memancarkan energinya yang akan membantu pemiliknya mencapai cita-citanya.

Baca juga: Keris Sejatinya Adalah Media Doa dan Harapan Pemiliknya

Pamor Buntel Mayat atau sering juga disebut pamor Gubet juga memiliki tuah ghaib yang sangat ampuh sebagai sarana perlindungan dan tolak bala serta dapat melumpuhkan orang yang berniat jahat kepada pemiliknya.

Tuah gaib pamor Buntel Mayat berkaitan dengan nama Buntel Mayat itu sendiri, yaitu akan menutupi atau melindungi pemiliknya dari marabahaya yang mengancam keselamatan pemiliknya dan akan melilit atau nggubet siapa saja yang berniat jahat kepada pemiliknya, sehingga orang yang berniat jahat tidak akan bisa bergerak dan tidak bisa berbuat apa-apa ketika berhadapan dengan pemilik Keris yang berpamor Buntel Mayat.

Pamor Buntel Mayat pada sebilah Keris oleh masyarakat Jawa selama ini cenderung dihindari karena dianggap bisa mendatangkan pengaruh buruk bagi pemiliknya.

Namun sebaliknya, bagi masyarakat Bali dan Lombok, Pamor Buntel Mayat justru merupakan pamor yang paling digemari karena dipercaya akan mendatangkan rejeki dan kemakmuran bagi pemiliknya.

Bagi masyarakat Jawa, barangkali tidak ada pamor yang paling dihindari kecuali pamor Buntel Mayat. Nama pamor ini memang terkesan menyeramkan jika tidak paham makna yang sebenarnya dari pamor ini.

"Buntel" yang berarti bungkus dan "Mayit" yang berarti mayat, seperti menyiratkan makna yang terkait dengan kematian atau ajal. Bagi orang Jawa akan berarti suatu kesialan atau bahkan malapetaka.

Itulah sebabnya kenapa sebagian besar para penggemar Keris di Jawa akan menolak untuk menyimpan Keris dan Tosan Aji lainnya dengan pamor tersebut. Padahal anggapan tersebut sangat keliru karena kesalah pahaman penamaan pamor Buntel Mayat menjadi Buntel Mayit yang artinya menjadi menyimpang jauh.

Anggapan tersebut telah begitu mengakar dalam benak masyarakat Jawa, sampai Bambang Hasrinuksmo, penulis buku Ensiklopedi Keris menggaris bawahi tentang pengaruh isoteri jenis pamor ini.

Dalam buku karyanya, Almarhum Bambang Hasrinuksmo menuturkan bahwa pamor Buntel Mayit dipercaya sebagian pecinta Keris bisa membawa dampak yang kurang baik.

Pamor yang gambaran motifnya menyerupai lilitan kain yang menyelimuti seluruh bilah Keris atau Tosan Aji lainnya ini banyak dipercaya akan membawa kesialan bagi pemiliknya.

Baca juga: Mitos Keris Pembawa Sial

Akan tetapi Almarhum Bambang Hasrinuksmo juga memberi catatan bahwa sebagian orang lain berpendapat jika pemilik Keris berpamor Buntel Mayat adalah orang yang kuat, maka pamor Buntel Mayat justru akan memudahkan pemiliknya dalam mencari rezeki.

Kedua pendapat tersebut memang cenderung saling bertolak belakang, namun demikian nyatanya masyarakat Jawa lebih banyak yang menolak untuk menyimpan Keris pamor Buntel Mayat.

Berbeda dengan penggemar Keris dan Tosan Aji dari Lombok dan Bali. Pamor ini justru dianggap sebagai pamor paling favorit.

Di pulau yang terkenal dengan slogannya sebagai Bumi Gogo Rancah ini, pamor Buntel Mayat dianggap sebagai jenis pamor tambangan, dan yang paling digemari adalah pamor Tambang Badung.

Menurut sebuah sumber di Lombok, sebutan pamor Tambangan Badung itu memang ada hubungannya dengan sebuah Kerajaan di Wilayah Bali di masa lalu, yakni Kerajaan Badung dan Tambangan Badung memang mengandung arti ada tali (pertalian) antara Kerajaan Badung dengan Kerajaan di Lombok.

Dalam sebuah buku Keris di Lombok, karya Ir. H.Lalu Djelenga, masyarakat Lombok percaya bahwa Keris dengan pamor tambangan bisa mendatangkan segala tuah baik bagi pemiliknya, yakni kepercayaan diri dan kemantapan serta menambah kewibawaan dan keberanian bagi pemiliknya.

Dalam tafsir tentang pamor Keris di Lombok, masih menurut buku Keris di Lombok tersebut menuturkan bahwa sebetulnya tidak ada pamor yang tidak baik, semua pamor itu baik, tapi yang terjadi adalah cocok atau tidak cocoknya sebuah pamor bagi seseorang yang menyandang atau memiliki Kerisnya.

Misalnya seseorang dengan pembawaan yang keras dan pemberani, tidak cocok memiliki Keris yang memiliki aura keras dan berani, karena Keris tersebut justru hanya akan membuat pemiliknya menjadi lebih brangasan, emosional dan tidak terkendali. Keris dengan aura keras dan berani (panas) lebih cocok untuk orang yang memiliki karakter lemah lembut (kalem).

Sedangkan Keris yang dibuat untuk orang berkharisma tinggi seperti Raja, Senopati, atau Bangsawan Kerajaan, justru akan membawa kesialan dan malapetaka jika jatuh ke tangan orang yang tidak sesuai. Hal itu dikarenakan tidak semua orang kuat memegang Keris sekelas itu.

Sejatinya pamor Buntel Mayat justru mengandung makna filosofi yang dalam. Bentuk pamor yang menyerupai lilitan kain dari bawah ke atas menggambarkan bahwa seseorang untuk dapat menuju kesempurnaan hidup harus melalui perjalanan berputar dan menanjak seperti mengitari gunung untuk menuju puncak.

Hal itu merupakan simbol suatu perjalanan spiritual untuk mencapai tahapan Manunggaling Kawulo Gusti.

Pamor Buntel Mayat termasuk pamor rekan, yaitu bentuknya sudah dirancang sebelumnya oleh sang Empu pembuat Keris. Dari tehnik pembuatannya, pamor ini termasuk pamor puntiran yaitu perpaduan antara pamor mlumah dan pamor miring.

Dalam proses pembuatannya, sebelum dibentuk manjadi kodhokan Keris, saton Keris akan dipelintir lebih dulu agar dapat terbentuk jenis pamor tersebut.

Terlepas dari perbedaan pandangan mengenai tuah pamor tersebut, pada kenyataannya Keris dan Tosan Aji lainnya yang berpamor Buntel Mayat memiliki keindahan tersendiri yang dibuat dengan tehnik tinggi dan hanya Empu Keris berpengalaman yang mampu membuat Keris berpamor Buntel Mayat.

Baca juga: Filosofi dan Tuah Keris Singo Barong

Demikian sedikit informasi tentang makna dan tuah pamor Keris Buntel Mayit yang dapat kami sampaikan pada artikel kali ini. Untuk informasi lain seputar benda-benda pusaka, dapat dibaca pada artikel Harta Langit yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Post a Comment for "Filosofi dan Tuah Keris Pamor Buntel Mayit"

UNTUK PEMESANAN BENDA PUSAKA: